Cari Blog Ini

Sabtu, 18 September 2010

Andai aku penyihir dan Bersekolah di Hogwarts

Aku suka banget sama Harry Potter. Dan kehidupan penyihir begitu menyilaukan, nyaris membutakan kedua ku. Sejujurnya aku haus akan petualangan. Dan menjadi penyihir (mungkin) akan membawaku pada sebuah petualangan. Mungkin dalam hal itu aku akan jadi korbannya. Maksudku, aku terbunuh atau tangan dan kakiku patah, sekali lagi ini kan petualangan, tentu saja mengandung resiko. Hmm tapi aku sih pinginnya petulangan dalam hal cinta. Yah ceritanya seorang wanita penyihir jatuh cinta sama seorang penyihir yang hebat. Dia terkenal diantara wanita penyihir, ramah, agak misterius dan tentu aja ganteng.
Akulah penyihir wanita yang jatuh cinta pada si penyihir jenius, sebut aja Ernest. Ok aku jatuh cinta ama Ernest trus.... sebagai penyihir aku kebingungan ama perasaan ini. Yah sulit menyangkal kalo aku hanya penyihir yang sama sekali gak bisa diandalkan. Ceroboh, pelupa, hahaha betapa bodohnya aku. Sebagai penyihir yang baru lulus akademi, kemampuanku hanya sebatas menulis. Aku suka menuangkan kekagumanku dalam bentuk tulisan. entah kenapa tulisan itu terasa hidup. Meski Ernest tidak akan membaca tulisanku ini, aku sudah merasa puas. Kemarin aku melihatnya, Ernest di Festival. Dia tampak tampan dengan jubah biru motif garis vertikal. Aku tidak berani menyapanya karena dia bersama keluarganya. Apa kata kakak dan adikya nanti jika aku datang dan merusak kesenangan mereka dengan sifatku yang ceroboh ini.


Aku menulis puisi untuknya. Tidak terlalu bagus memang. tapi ini lah aku di dalam perasaanku ada dia.


Mantra ini meremukkan kesedihanku
ku tiupkan lagi untukmu
syair dalam tenunan sarang laba laba
nyanyian ini untukmu


tuduhan ini terasa keji
benar, aku menginginkan dirimu dan lebih
dan persembahan segalannya bagimu
kerelaan ini pahit
sepertinya takkan ada ramuan yang dapat menyembuhkanku


aku inginkan waktu padaku
mampu menciptakan dunia kita berdua
Nyata telah lepas
kau pergi jauh dengan sapu terbangmu
dan aku menyangkal keraguanku dengan racun


itu tadi puisiku untuk Ernest. Untuk dia yang tidak pernah tahu bahwa aku ada. sementara aku bisu, yah kamu perlu tahu aku adalah penyihir yang bisu dalam hal cinta. Untuk Ernest, teruslah maju.

Tidak ada komentar: